Profil Desa Mranggen

Ketahui informasi secara rinci Desa Mranggen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mranggen

Tentang Kami

Desa Mranggen di Srumbung, Magelang, adalah sentra peternakan kambing etawa di lereng Merapi. Desa tangguh ini mengubah kesuburan tanah vulkanik menjadi sumber pakan berkualitas, menopang ekonomi unik berbasis produksi susu kambing dan pertanian salak pon

  • Sentra Peternakan Kambing Etawa

    Mranggen dikenal sebagai salah satu pusat utama peternakan kambing peranakan etawa di kawasan lereng Merapi, dengan fokus pada produksi susu kambing yang bernilai gizi dan ekonomi tinggi.

  • Ekonomi Berbasis Pakan Ternak dan Salak

    Perekonomian desa ditopang oleh sinergi antara perkebunan salak pondoh dan budidaya tanaman pakan ternak berkualitas, yang menjadi fondasi bagi industri peternakannya.

  • Komunitas Adaptif di Kawasan Rawan Bencana

    Sebagai desa yang berada di zona rawan bencana Merapi, masyarakat Mranggen memiliki tingkat kewaspadaan dan pengetahuan mitigasi yang tinggi, memungkinkan mereka hidup produktif di tengah dinamika alam.

XM Broker

Di ketinggian lereng selatan Gunung Merapi yang subur dan menantang, terdapat sebuah desa yang telah menemukan ceruk ekonomi unik di tengah lanskap vulkanik. Desa Mranggen, di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, adalah sebuah komunitas peternak dan petani tangguh yang telah mengubah anugerah kesuburan tanah Merapi menjadi sumber keunggulan. Dikenal luas sebagai salah satu sentra peternakan kambing peranakan etawa, Mranggen adalah kisah tentang wirausaha, adaptasi dan harmoni antara manusia, ternak, dan gunung api.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Nama "Mranggen" diyakini oleh sebagian kalangan berasal dari kata mranggi, sebutan bagi seorang ahli pembuat warangka keris. Meskipun kaitan langsung dengan profesi tersebut mungkin telah memudar, semangat keahlian dan ketekunan para mranggi seolah terwariskan dalam keterampilan masyarakatnya saat ini dalam beternak dan bertani. Desa ini menempati kontur tanah miring khas lereng gunung, dengan lembah-lembah subur yang menjadi urat nadi pertanian.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Mranggen ialah 2,56 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi delapan dusun. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Polengan, sebelah timur dengan Desa Pucanganom, sebelah selatan dengan Desa Tegalrandu, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Pandanretno.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Mranggen sebanyak 3.468 jiwa, yang terdiri dari 1.761 penduduk laki-laki dan 1.707 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.355 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang hidup menyebar di antara lahan perkebunan dan peternakan.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Mranggen, yang saat ini berada di bawah kepemimpinan Kepala Desa Bapak Madyo Utomo, memainkan peran krusial dalam mendukung pilar ekonomi utama warganya. Kebijakan desa banyak diarahkan pada pemberdayaan kelompok-kelompok ternak dan tani. Pemerintah desa aktif memfasilitasi pelatihan, membantu dalam mencari akses pasar untuk produk susu kambing dan salak, serta mengelola risiko sebagai desa yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi.

Pilar Ekonomi: Peternakan Kambing Etawa dan Pertanian Salak

Keistimewaan Desa Mranggen terletak pada sektor ekonominya yang spesifik. Pilar utama yang menjadi ikon desa adalah industri peternakan kambing peranakan etawa. Puluhan bahkan ratusan keluarga di desa ini terlibat dalam budidaya kambing jenis unggul ini, dengan fokus utama pada produksi susu kambing etawa segar.Susu kambing etawa dikenal memiliki nilai gizi yang tinggi dan khasiat kesehatan, membuatnya memiliki permintaan pasar yang stabil dan harga yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Para peternak di Mranggen, yang banyak tergabung dalam kelompok ternak, telah menguasai teknik pemeliharaan, pemerahan, dan penanganan pascapanen untuk menjaga kualitas susu.Keberhasilan peternakan ini ditopang oleh melimpahnya ketersediaan pakan ternak berkualitas. Warga secara khusus menanam berbagai jenis rumput unggul dan tanaman leguminosa di lahan-lahan mereka. Hal ini menciptakan sebuah siklus ekonomi yang efisien: tanah subur Merapi menumbuhkan pakan, pakan menghidupi kambing, dan kambing menghasilkan susu yang menyejahterakan warga.Selain peternakan, sektor pertanian Salak Pondoh juga menjadi penopang ekonomi yang sangat penting. Perkebunan salak tumbuh subur di seluruh penjuru desa, memberikan pendapatan signifikan bagi para petani dan menjadi wajah agraris lain dari Desa Mranggen.

Hidup Harmonis dengan Gunung Api

Menjadi bagian dari lereng Merapi berarti menerima dinamika alam sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Masyarakat Mranggen hidup dengan kearifan ini. Mereka memahami bahwa tanah subur yang menghidupi ternak dan kebun salak mereka adalah anugerah langsung dari aktivitas vulkanik.Pada saat yang sama, mereka juga hidup dalam kewaspadaan. Desa ini termasuk dalam peta Kawasan Rawan Bencana, dan warganya telah teredukasi dengan baik mengenai prosedur mitigasi dan evakuasi. Pengetahuan tentang tanda-tanda peningkatan aktivitas Merapi, arah jalur evakuasi, dan pentingnya respons cepat telah menjadi bagian dari kesadaran kolektif. Bagi mereka, Merapi bukanlah ancaman yang harus ditakuti secara berlebihan, melainkan kekuatan alam yang agung yang harus dihormati dan dipahami.

Penutup: Desa Peternak Tangguh di Lereng Vulkanik

Desa Mranggen adalah contoh cemerlang dari sebuah komunitas yang berhasil menemukan dan mengembangkan potensi uniknya. Di tengah banyak desa lereng Merapi yang fokus pada penambangan pasir atau pertanian murni, Mranggen memilih jalan wirausaha di bidang peternakan kambing etawa dan berhasil. Desa ini adalah bukti bahwa dengan kejelian, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan, sebuah komunitas dapat menciptakan sumber kemakmuran yang berkelanjutan. Dari gurihnya susu kambing etawa dan manisnya salak pondoh, terpancar kisah ketangguhan dan semangat hidup masyarakat Mranggen.